Surabaya, (pawartajatim.com) – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) kini menjadi satu-satunya Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) yang semua Program Studi (Prodi)-nya memiliki skema sertifikasi kompetensi. Sertifikasi kompetensi dinilai penting bagi mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja yang kompetitif.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Miftakul Azis, saat memberikan materi Kebijakan Sistem Sertifikasi Kompetensi pada kegiatan Pelatihan Asesor Kompetensi di Kafe Fastron Lantai 3 Tower Unusa Kampus B Surabaya.

Aziz menjelaskan, sertifikasi kompetensi menjadi bukti konkret yang menunjukkan bahwa seorang mahasiswa memiliki keterampilan dan pengetahuan yang relevan dalam bidang tertentu.

Sertifikasi ini memberikan validasi objektif terhadap kemampuan yang dimiliki mahasiswa dan dapat membedakannya dari pesaing lainnya dalam dunia kerja. “Unusa satu-satunya Kampus Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki skema di masing-masing prodinya. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Unusa menjadi inspirasi bagi kampus NU di Indonesia,” terang Azis di Kampus Unusa, Jumat (7/7).

Menurut Aziz, BNSP mengajak semua perguruan tinggi untuk mendirikan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), yang nantinya dapat melahirkan asesor kompetensi, sehingga bisa menyertifikasi kompetensi mahasiswanya. Selain itu, memiliki sertifikasi kompetensi dapat memberikan keunggulan tambahan.

“Sertifikasi ini menunjukkan bahwa seorang mahasiswa telah mengikuti pelatihan dan berhasil lulus dalam bidang tertentu, yang akan meningkatkan daya tarik mereka bagi perusahaan atau organisasi yang mencari kandidat dengan kemampuan khusus,” jelasnya.

Tugas seorang asesor kompetensi adalah melakukan penilaian dan evaluasi terhadap kemampuan dan kompetensi seseorang dalam bidang tertentu. Asesor kompetensi harus memahami standar kompetensi yang berlaku dalam bidang yang sedang dinilai.

“Mereka perlu mengkaji dokumen-dokumen referensi, seperti kerangka kualifikasi, unit kompetensi, atau deskripsi pekerjaan untuk menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan,” ungkapnya. Direktur LSP Unusa, Ir Sukemi, mengatakan kegiatan yang digelar selama enam hari tersebut, terdiri dari dua rangkaian, yakni pelatihan dan ujian.

LSP Unusa juga mendukung peningkatan kualitas para asesor kompetensi. Saat ini, Unusa sudah memiliki skema yang mewakili masing-masing Prodi. “Alhamdulillah, Unusa memiliki 31 Skema Sertifikasi.

Sehingga dari banyaknya skema diperlukan juga banyak asesor yang profesional untuk memastikan kompetensi mahasiswa sekaligus mendukung mahasiswa mendapat jenjang karir yang diinginkan setelah lulus nantinya,” kata Sukemi.

Sementara, Sekretaris LPTNU Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ahmad Suaedy, menyebut hingga saat ini tercatat ada sekitar 500 perguruan tinggi yang berafiliasi dengan NU.

Namun, baru ada 300 perguruan tinggi yang secara formal terhubung dengan NU, 40-an di antaranya yang langsung di bawah manajemen PBNU.

“Dari ratusan perguruan tinggi yang ada, 90 persen di antaranya berada di Pulau Jawa dari sisi lokasinya dan 90 persen perguruan tinggi yang hanya fokus pada studi agama. Sehingga, pihaknya akan berupaya untuk melakukan pemerataan, baik secara jumlah untuk di luar Jawa maupun secara program studi,” pungkasnya. (red)