Surabaya, (pawartajatim.com) – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menginisiasi Seminar Nasional bertajuk ‘Sustainable Smart Transportation Menuju Indonesia Emas 2045’ oleh Forum Studi Transportasi antar-Perguruan Tinggi, Sabtu (24/6).
Ketua Panitia, Prof Erina Rahmadyanti, mengatakan forum yang diinisiasi Fakultas Teknik dan Fakultas Vokasi Unesa ini sebagai wujud partisipasi aktif Unesa dalam forum transportasi Indonesia. Harapannya, hal ini bisa memantik keterlibatan fakultas dan kampus lain dalam menjawab persoalan transportasi yang begitu komplek.
“Kegiatan ini diikuti 73 prodi, jurusan dan departemen Teknik Sipil serta belasan Fakultas Teknik dan Perguruan Tinggi Teknik hingga berbagai bidang seperti psikologi, perencanaan wilayah kota, perkapalan, arsitektur, mekatronika, nautika, pelabuhan, maritim hingga penerbangan,” kata Prof Erina.
Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, Inovasi, Publikasi, dan Pemeringkatan Universitas, Junaidi Budi Prihanto, menyebut, sustainable merupakan kata kunci untuk mencapai visi Indonesia emas.
Melalui forum ini, Unesa menginisiasi adanya klasterisasi tugas sesuai dengan core bisnis perguruan tinggi, asosiasi dan lembaga masing-masing untuk bersinergi dan berkontribusi mempersiapkan Indonesia emas 2045.
“Bagi kami, menyongsong Indonesia emas perlu pembangunan SDM perspektif masa depan menuju Indonesia yang berkualitas, maju, mandiri dan modern serta meningkatkan harkat dan martabat bangsa,” ujar Junaidi.
Menurut dia, Unesa terus berpartisipasi dalam menyiapkan SDM transportasi berkelanjutan melalui prodi S1 Teknik Sipil dan D4 Teknologi Rekayasa Transportasi. Inovasi transportasi dengan konsep berkelanjutan ini mencakup aspek keselamatan, terjangkau, aksesibilitas tinggi dan rendah polusi.
“Semuanya ini telah masuk kurikulum MBKM termasuk soal infrastruktur hijau dan pintar untuk mendukung pengembangan transportasi cerdas. Ini diharapkan mampu memberikan kemudahan, kenyamanan, dan solusi praktis bagi masyarakat Indonesia ke depan,” ungkapnya.
Fokus keterlibatan Unesa, lanjut Junaidi, selain pada aspek teknologi berkelanjutan, juga aspek keselamatan manusianya. Karenanya, melalui Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) dan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Unesa terlibat program perubahan perilaku dan karakter budaya berlalu lintas untuk menekan angka kecelakaan usia produktif yang mengancam bonus demografi sebagai salah satu kekuatan Indonesia.
“FIP terlibat dalam mempersiapkan kurikulum lalu lintas yang terintegrasi dengan MBKM di semua jenjang pendidikan. Ini tidak mudah, karena itu dibutuhkan komitmen dan kerja sama semua pihak. Semoga forum ini bisa memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian cita-cita bangsa,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Abdulhamid Dipopramono, mewakili Menteri Perhubungan mengapresiasi terselenggaranya forum tersebut. Menurut Abdulhamid, berbagai megatren dunia sekaligus tantangan belakangan ini mulai dari politik global, lingkungan, situasi pasca-krisis, resesi ekonomi, hingga krisis energi membutuhkan solusi dan inovasi extra-ordinary di semua lini, termasuk transportasi.
Kegiatan ini tentu mendorong tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs 2045 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Berdasar dua acuan tersebut, arah kebijakan mobilitas Indonesia dirancang dalam konsep smart city, green city, dan sustainable city.
“Untuk menuju ke sana, sektor transportasi harus berprinsip informatif, interaktif, humanis, dan ramah lingkungan. Dibutuhkan inovasi extra-ordinary sebagai terobosan, yaitu dengan transformasi digital. Teknologi dan inovasi bahan bakar ramah lingkungan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan transportasi,” pungkasnya. (red)