Banyuwangi, (pawartajatim.com) – Sebanyak  7 fasilitas kesehatan (faskes) mitra BPJS Kesehatan Cabang Banyuwangi mendapatkan penghargaan terbaik, Senin (2/10/2023) siang. Ketujuh faskes ini terdiri dari praktik mandiri dokter, klinik, rumah sakit dan puskesmas.

Sayangnya, Puskesmas di Banyuwangi harus menelan pil pahit. Sebab, kategori Puskesmas terbaik justru disabet Situbondo. Tujuh faskes terbaik itu masing- masing Klinik Anindya sebagai klinik pratama terbaik, dr. Luria Widijana (praktik mandiri dokter), drg. Suniyah (praktik mandiri dokter gigi), RSU Al Rohmah (RS tipe D), RSUD Genteng (RS tipe C) dan RSUD Blambangan (RS tipe B).

Sedangkan kategori Puskemas terbaik diraih Puskesmas Jangkar, Situbondo. “Ini bagian dari memberikan penghargaan kepada mitra faskes dengan layanan terbaik. Ada sejumlah indikator yang menjadi kriteria,” kata Kepala Cabang BPJS Kesehatan Banyuwangi, Titus Sri Hardianto usai penyerahan penghargaan.

Penilaian para faskes ini dilakukan secara ketat. Rata-rata memiliki nilai yang nyaris sama, hanya beda tipis. Khusus Puskesmas Jangkar, Kabupaten Situbondo yang terpilih karena memiliki inovasi khusus yang belum ditemukan di Banyuwangi. Sehingga, nilainya menyaingi puskesmas lain.

“Kami sempat bingung memberikan skor. Perbedaan nilainya sangat tipis,” tegasnya. Salah satu indikator penilaian diantaranya,  RS memiliki program rujuk balik. Artinya, ketika pasien sembuh dari RS, ketika kontrol diarahkan ke Puskesmas.

Namun, tetap menggunakan obat yang standar seperti di RS. Lalu, tidak membedakan antara pasien BPJS dengan lainnya. “Penghargaan ini untuk memberikan reward bagi faskes yang komitmen sesuai kontrak,” tegasnya.

Pemberian penghargaan ini merupakan agenda rutin tahunan. Ketika pandemi, kegiatan serupa juga terus berlangsung. Namun, dilakukan secara daring. Harapannya, dengan penghargaan ini, setiap faskes yang menjadi mitra bisa membuat inovasi pelayanan yang memberikan kemudahan ke konsumen BPJS Kesehatan.

Puskesmas Jangkar memiliki rahasia khusus menjadi yang terbaik. Salah satunya, tidak membedakan pasien BPJS dengan lainnya. “Kami memiliki program layanan kesehatan dengan BPJS dengan jemput bola. Termasuk, program preventif bagi pasien. Sehingga, warga tak perlu repot,” kata Kepala Puskesmas Jangkar, dr. Emmy Damayanti.

Dari inovasi ini, angka kapitasi di tempatnya bisa maksimal. Hal ini memudahkan BPJS Kesehatan melakukan pelayanan kepada konsumen. “Kami juga memberikan sosialisasi bagi pasien yang tidak harus dirujuk ke RS. Hasilnya, bisa 100 persen,” tutupnya. (udi)