Surabaya, (pawartajatim.com) – PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) menargetkan produksi gula bisa mencapai satu juta ton pada 2023 atau naik dibandingkan produksi dari 36 Pabrik Gula (PG) yang dikelola tahun 2022 sebanyak 850.000 ton gula. Direktur Utama SGN, Aris Toharisman, mengatakan dari produksi gula tersebut dibutuhkan produksi tebu sebanyak 17,3 juta ton atau meningkat dari produksi tanaman tebu 2022 sebanyak 13,7 juta ton.

“Sejak resmi melakukan spin-off pada 10 Oktober 2022, SGN memiliki peran yang sangat besar, karena menjadi salah satu program strategis nasional yang bukan hanya dari sisi pangan. Namun, juga sektor energi dalam hal ini bio ethanol,” kata Aris, usai membuka Bazar Gula Murah di komplek Kantor PTPN XI Surabaya, Selasa (18/4).

Pada 2028, SGN mendapatkan target nasional agar dapat mencapai swasembada gula langsung atau konsumsi. Sedangkan, pada 2030 targetnya bisa swasembada gula total (konsumsi dan industri). “Pada 2030, target SGN pada produktivitas tebu yakni 92 ton per hektare, dengan rendemen 8,5 persen, dan produksi gula bisa mencapai 2,2 juta ton hingga 2,4 juta ton,’’ tambahnya.

Kemudian, ditambah produksi dari swasta 1,5 juta ton hingga 2 juta ton. Maka, akan tercapai 4,9 juta ton, dan itu sudah melebihi dari kebutuhan gula nasional,” terangnya. Untuk mencapai target-target tersebut, lanjut Aris, pihaknya saat ini fokus mengembangkan lahan tebu HGU. Proyeksinya pada 2030, SGN akan mengelola seluas 670.000 hektare dengan jumlah tebu giling hingga 62 juta ton.

SGN masih terus melakukan penambahan-penambahan lahan, dari tahun sebelumnya mengelola area seluas 154.000 hingga 160.000 hektare, saat ini sudah bertambah menjadi 175.000 hektare. Penambahan lahan itu dari berbagai sumber, pertama dari lahan-lahan HGU PTPN Group, dari lahan non tebu, misal sebelumnya adalah lahan kakao menjadi lahan tebu.

‘’Nanti ada lahan Perhutani, seperti program Agroforesty dan perhutanan sosial yang akan dimanfaatkan petani rakyat untuk tanaman tebu yang jumlahnya belum pasti,” ujarnya. Menurut Aris, melalui transformasi entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang pergulaan melalui SGN, diharapkan dapat mendorong tercapainya swasembada gula, sekaligus mensejahterakan petani tebu.

Sebab, petani tebu rakyat kini sudah tidak perlu lagi membawa tebunya ke PG yang terlalu jauh. Sehingga, lebih efisien biaya transportasi, serta harga gula yang tidak terlalu fluktuatif. Dengan dipegang satu entitas, BUMN gula menjadi satu koordinasi di bawah SGN.

‘’Tidak ada lagi yang namanya persaingan antar PG dalam mendapatkan tebu petani, cost yang lebih rendah, ada kepercayaan petani kepada SGN, lalu bagaimana kita menjual gula dan tetes, sehingga kita bisa mengontrol pasar,” pungkasnya. (red)